Selasa, 04 November 2008

IBSN: Intermezzo

















Oleh: pak dhe

"Cinta Menetes bersama embun
mengepulkan larik rindu
di atas seduh kopi..."
(Epri Tsaqib, Sebening embun, sehangat kopi: 2007 dalam Horison Edisi XI 2008)

Cinta dan kopi. Rasanya belum pernah ada penelitian tentang hubungan ragawi antara cinta dengan kopi. Yang ada mungkin rasa kopi menimbulkan cinta ragawi bagi para penikmatnya. cinta bukan saudara dari kopi, bukan pula rival. Tapi percayakah kita bahwa kopi juga menimbulkan lebih dari cinta sesama penikmatnya?

Kita tidak perlu menjawab pertanyaan di atas. Yang perlu kita lakukan adalah membuktikannya.

Bagi para pegiat nongkrong, kopi bukan barang asing sementara ngopi malah sudah menjadi kewajiban. Ibarat sarat dan rukun, nongkrong tidak dianggap sah jika tidak dilengkapi dengan ngopi. Sementara merokok menjadi semacam amalan pelengkap. Duduk ngobrol, baik diskusi ilmiah atau membual, terasa lebih bergairah dengan ngopi. Tidak jarang para seniman sastrawan pelajar mahasiswa sampai politikus, yang ternyata pegiat nongkrong juga, menjalani aktifitas ini sebagai srawung ilmiah untuk merekatkan diri dalam ide-ide komunal. Tidak mengherankan juga bila karya seni sastra demonstrasi serta kebijakan publik yang tercipta terlahir dari sini. Nongkrong-kopi-ngobrol.

Sahabat adalah abadi. Sahabat terwujud karena ikatan emosional antar sesama, entah senasib sependeritaan atau senasib sebahagiaan. Muncullah persahabatan.

Persahabatan tidak mengenal tempat dan waktu. Persahabatan lahir di mana saja dan kapan saja. Di rumah, di sekolah, di pemancingan bahkan juga tempat tongkrongan. Pokoknya persahabatan tidak mengenal batasan waktu tempat dan pelaku. Ia muncul sebagaimana permusuhan juga terlahir. Bahkan persahabatan atau bersahabat ala Cecep Syamsul Hari (Horison Edisi XI 2008) bisa ditemukan dalam novel, tidak harus dengan cewek cantik, pemuda ganteng,dengan nenek-nenek pun tak apa, meski harus dengan kesabaran yang melimpah untuk selalu menjadi pendengar setia.

Persahabatan adalah persoalan memberi. Siapa yang yang sanggup untuk selalu memberi kebahagiaan kepada orang lain, tanpa pamrih, tapi dalam konteks hubungan. Tak kurang Peter Pan dan juga Sheila on Seven menyuarakan persoalan tentang sahabat dan persahabatan manusia. Meski kemudian ada yang menjerumuskan ke dalam jurang permusuhan, persahabatan tidak akan lekang oleh waktu.

Salah satu tempat favorit bagi remaja dan dewasa untuk nongkrong adalah kedai kopi. Berbentuk bangunan sederhana dari bambu dan menyatu dengan alam terbuka adalah cirinya. Di tempat seperti ini para remaja dan dewasa melepaskan ide-ide bahkan bualan kreatif yang menjadi kawat duri dalam kehidupan sehari-hari.

Di Yogyakarta ada salah satu kedai kopi yang menjadi nongkrong fave-nya semua kalangan. Blandongan namanya. Tua, muda, cewek cowok semua membaur dalam kesederhanaan dan kesahajaan Blandongan. Seniman, kuli angkut, sampai mahasiswa, semua berbaur tanpa harus ada rasa canggung.

ibsntag

IBSN adalah sebuah wadah insan indonesia dalam jaringan internet dengan berbagai jenis blog platform yang memiliki konsep
keindahan berbagi berbagai hal bermanfaat untuk kebaikan pada
sesama, dengan tujuan untuk membuat hidup ini makin bermakna.
visit Indonesians’ Beautiful Sharing Network http://ibsn.web.id

.../

2 komentar:

adisp007 mengatakan...

Iya,mmang bnr2 indah persahabatan yg dijalin dg hati yg tulus.
:)

koncone pakdhe mengatakan...

Iyaa indahnya persahabatan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,bagaikan kita menyeruput secangkir kopi dan menghisap sebatang rokok,maka nikmatnya juga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,hanya satu kata pokoke maknyuuss,,,wkwkwkwk..