Senin, 11 Februari 2008

Memperkenalkan Anak Membaca*


Oleh: Fatkhurrokhman, SIP.**

Berbagai penelitian mengenai hubungan anak dan membaca sudah berulang kali didengar. Dan hasilnya sekarang, tidak sedikit orang tua yang “berbondong-bondong” mengenalkan dunia membaca kepada anak mereka sejak dini.

Dunia membaca memang telah melekat pada kehidupan pendidikan, baik anak, remaja, maupun dewasa. Hal ini pun tercakup dalam teori Catur Tunggalnya Mildred A. Dawson et.al.,(1963), yaitu tentang ketrampilan menyimak (listening skills), ketrampilan berbicara (speaking skills), ketrampilan membaca (reading skills) dan ketrampilan menulis (writing skills). Setiap ketrampilan tersebut masing-masing saling berkaitan erat. Dan keeratan tersebut dijabarkan sebagai berikut: mula-mula masa kecil adalah belajar menyimak/ mendengarkan bahasa, kemudian, berbicara; dan sesudah itu anak akan belajar membaca dan menulis. Pada tahap ketrampilan menyimak dan berbicara biasanya telah dipelajari oleh anak sebelum memasuki lingkungan sekolah. Sedangkan membaca dan menulis biasanya mulai aktif dipelajari dalam lingkungan sekolah.

Beragam bahan bacaan yang dikenal sekarang ini pun dapat memberi pengaruh yang berbeda-beda pada diri seorang anak. Sebagai gambaran, lewat bacaan bergambar daya imajinasi dan rangsangan emosional anak dapat berkembang dengan optimal. Pengembaraan imajinasi anak akan mencoba meniru gambaran dalam buku yang dibacaanya. Seiring dengan proses yang terjadi, hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Sehingga anak dapat menjadi pribadi yang utuh dengan kepercayan diri yang kuat dan memiliki konsep diri yang positif.

Bacaaan anak
Memperkenalkan anak pada dunia membaca selayaknya mendapat prioritas utama. Prioritas tersebut dilakukan dengan memilihkan bahan bacaan yang sesuai dengan tingkatan usia anak. Misalnya untuk anak usia 0-4 dipilihkan buku bergambar, dengan selingan cerita dari orang tua, dan anak menyimak. Selain itu juga sediakanlah selalu kertas kosong sebagai tempat anak mengekspresikan apa yang didengar tersebut kedalam coretan dikertas. Coretan itu adalah ungkapan ekspresif anak terhadap apa yang didengarnya. Selain itu dengan sering mengajak anak ke komunitas-komunitas baca anak yang memiliki kegiatan bercerita/ mendongeng (story telling) dapat juga dilakukan.

Selain hal diatas, memanfaatkan program story telling yang diadakan perpustakaan-perpustakaan daerah terdekat merupakan media yang tepat untuk mengenalkan keragaman budaya membaca pada anak. Dari sinipun bisa dilihat minat sang anak untuk kemudian diarahkan kepada bacan-bacan yang menjadi kegemarannya.

Di sisi yang lain, menyelami dunia membaca merupakan tempat bagi banyak orang untuk menyalurkan hobi dan kebutuhan emosi-ekspresi yang menjadi penyeimbang dalam kehidupan. Membawanya kedalam kehidupan anak sejak dini merupakan sebuah langkah jitu untuk mengembangkan kecerdasan anak secara utuh, kecerdasan moral dan spiritual.[]**

*(dimuat pada majalah Matabaca vol. 7/ no. 3/ November 2008)
** Pustakawan SMAN 3 Temanggung (Jawa Tengah)

Tidak ada komentar: